Skip to main content

Posts

Showing posts from 2019

thank you, 2019

2019 will come to an end soon. 12 月だね。年末。 Ketika membicarakan tentang pencapaian apa saja yang telah aku raih tahun ini, aku mengingat resolusi 2019 yang pernah aku tulisan dan tempelkan di dinding kamar. Supaya semua orang membacanya, semua orang mendoakan dan turut mengamininya. 1# Mengupgrade akun Spotify menjadi akun premium. Ini sangat simple dan sederhana tapi perlu perjuangan karena setiap bulan aku harus membayar tagihan berlangganan sebagai ganti tidak perlu mendengarkan iklan dan bisa mendengarkan lagu secara offline. Tidak apa-apa, anggap saja sedikit sacrifice untuk satu langkah menuju hidup tanpa iklan. #2 Lulus sebelum umur 23 tahun. Oke ini agak terlewat 15 hari. Jadi aku lulus di umur 23 tahun 15 hari. Tidak cumlaude, tidak apa-apa. Yang penting aku sudah menyelesaikan tugas dan kewajibanku sebagai seorang mahasiswa. Selamat telah menjadi sarjana.  卒業おめでとう、自分。 3# Mengikuti TOEFL iBT atau yang setara. 4# Belajar bahasa jepang sampai dengan N3. B...

sometimes love changes, and that is okay

                    The truth is, sometimes love changes. The truth is, sometimes life gets hard, and “I’ll stay” turns into “I have to take care of myself right now.” Sometimes, those who loved us beautifully, cannot continue to do so. And that is okay. You have to understand that there are certain things in life you truly have to let go of. There are certain things in life you cannot control and the heart of another person is one of them. Either someone chooses you, or they do not. Either someone decides to fight, or they do not. At the end of the day, you have to respect that. But you do not have to let it consume you. See, you may not be able to control the person you loved, but you can control yourself. You can control the way you unapologetically dedicate yourself to loving who you are and what you have to offer. You can control the way you move forward, the way you choose to believe that you are worthy of the love y...

Lost in Japan: Arashiyama

Dari semua lokasi wisata yang terkenal di Kyoto, Arashiyama adalah salah satu lokasi wisata yang terkenal juga cukup beken. Jangan sampai dilewatkan. Arashiyama tidak hanya terkenal karena hutan bambunya, tetapi juga monkey park, jembatan Togetsu-kyo dan ini nih, jangan lupa untuk menyempatkan diri naik Sagano Romantic Train. Edisi kali ini aku akan menceritakan petualangan singkatku ke Arashiyama. Perginya masih sendirian saja karena 夏休み sudah berakhir dan sekolah sudah mulai masuk. Omku menyarankan sekali untuk pergi ke Arashiyama selagi ada waktu. Pokoknya selama aku di Jepang, aku tidak diijinkan mendekam di dalam kamar saja, aku harus keluar dan mengeksplor Kyoto selagi ada kesempatan. Setelah survey bagaimana Arashiyama dan bagaimana menuju kesana dari Kyoto, maka berangkatlah aku pada tanggal 3 September 2018 sekitar pukul 7 pagi waktu Jepang.

Lost in Japan: Gundam Square!

Karena aku adalah orang yang tidak tahan dibatas-batasi, aliasnya selalu melanggar larangan yang telah dititahkan, maka telah diputuskan bagaimanapun caranya aku akan tetap pergi ke Osaka. Setelah tanggal 20 Agustus 2018 malam, aku rencanakan matang-matang rencana perjalananku ke Osaka, esok paginya sekitar jam 8 pagi waktu Jepang, aku berangkat dari apartemen menuju halte Shugakuinmichi menuju Shijokawaramachi dengan bus nomer 5. Masih pagi, daerah Kawaramachi yang biasanya macet masih terlihat sepi. Pertokoan pun belum buka. Dari Shijokawaramachi, aku berjalan kaki 5 menit menuju Kawaramachi Eki, stasiun milik Hankyu. Dari sana naik kereta semi ekspres Hankyu-Kyoto Line tujuan Hankyu Umeda dan turun di Minami-Ibaraki Eki. Dari Minami-Ibaraki, pindah jalur untuk naik Osaka Monorail tujuan Osaka Airport dan turun di Bampaku-kinen-koen Eki. Ini adalah pengalaman pertama naik monorail. Nervous tapi tetap berusaha stay cool. Berkali-kali mengecek jadwal kedatangan dan keberangkatan s...

antisosial

Aku masih mengalami kesulitan untuk memahami kebiasaan, kepribadian dan bagaimana diriku sebenarnya. Seharusnya saat ini bukanlah masa untuk mencari jati diri. Bukan umurnya. Aku sudah memasuki umur dimana banyak teman-teman sebayaku sudah menemukan pekerjaan, menemukan pasangan hidupnya, sudah bebas finasialnya. Tapi kenapa pada umur ini aku masih merasa aku masih dalam proses pencarian jati diri, ya.  可 笑しいだよね。 Sempat aku tulis pada beberapa tulisanku sebelum ini, bahwa aku adalah seorang med-sos addict, hampir semua akun SNS aku punya. Dan hampir setiap hari aku menghabiskan waktu mengembara di dunia maya. Mencari arti hidup, mencari secercah semangat, mencari dan mencari. Tetapi, akhir-akhir ini aku menjadi terganggu oleh teman-temanku sendiri. Apa yang mereka tulis, apa yang mereka unggah, apa yang mereka katakan, aku lelah mengetahuinya. Aku jijik. Aku benci. Tidak, bukan pada mereka, tapi pada diriku sendiri. Kenapa tidak ada pencapaian membanggakan yang bisa aku cap...

Lost in Japan: one day in Nara

Pada awal bulan September 2018, aku menghabiskan seharian waktuku di Prefektur Nara, Jepang. Apabila dibandingkan dengan prefektur lain di wilayah Kansai, sepertinya Nara adalah prefektur paling tenang. Yang sepertinya lagi, populasi rusanya lebih tinggi daripada populasi manusianya. Prefektur Nara terkenal dengan rusa-rusanya. Rusa-rusa ini dianggap sebagai dewa, sehingga tidak ada pemburuan, justru dipuja dan tidak ada saingan aliasnya lagi adalah tidak ada predator. Rusa-rusa ini benar-benar merajai prefektur Nara, aku menyadarinya ketika keluar dari Kintetsu-Nara Eki.

Lost in Japan: 日本,はじめて!

Sebenarnya sudah lama sekali ingin menulis ini semenjak kepulangan dari Jepang. Mungkin karena syndrome gagal move on setelah beberapa saat tinggal di negara maju dan harus kembali ke negara asalnya. Aku jadi suka membanding-bandingkan kehidupan selama di Jepang dan di Indonesia. Sebagai seseorang yang tinggal di Jepang hanya sebentar, aku tidak tahu apakah aku berhak untuk mengutarakan pendapat yang penuh dengan komparasi antara Jepang dan Indonesia. Tapi aku harus memantaskan diri, menyempatkan diri dan meluangkan waktu untuk menulis ini. Bagaimana sebenarnya kehidupan di Jepang dan apa yang harus Indonesia petik dari segala kemegahan dan kecanggihan teknologi Macan Asia ini. Meskipun tidak banyak orang Jepang yang bisa berbahasa inggris, tapi Jepang tetap mampu mengembangkan berbagai teknologi canggih dan bersaing ketat dengan negara-negara maju lainnya. Respect. Di Jepang berapa lama? Tidak lama. Hanya selama musim panas. Sebenarnya ingin lebih lama, tapi situasi dan ...

助けて

seandainya ada orang yang mampu membaca ingatan. seandainya ada orang yang mampu membaca pikiran. kira-kira bagaimana ingatan dan pikiranku akan terbaca nantinya. ingatan seperti apakah.  pikiran seperti  apakah.  bahagia kah. menyedihkan kah. aku bertanya-tanya.  tidak. tidak harus orang lain yang mampu. aku sendiripun tidak apa-apa. aku ada di duniaku sendiri. aku tidak mengijinkan siapapun masuk. bahkan untuk mengetuk pintunya pun aku tidak memperbolehkan. ada  begitu banyak pertanyaan yang aku ingin ketahui. aku mencoba mencarinya. aku mencoba menjawabnya. tidak. aku takut. aku tidak percaya diri. aku tidak ingin mendengar jawabannya. aku tahu  aku harus berani dan mencoba. aku berusaha keras untuk itu. tapi bagaimana. harus seperti apa.  jalan yang mana. sering aku bertanya-tanya. mengapa sampai saat ini aku masih saja mengalami ketakutan-ketakutan semu. terus-menerus merasa tidak aman karena h...