Skip to main content

助けて

seandainya ada orang yang mampu membaca ingatan. seandainya ada orang yang mampu membaca pikiran. kira-kira bagaimana ingatan dan pikiranku akan terbaca nantinya.
ingatan seperti apakah. 
pikiran seperti apakah. 
bahagia kah. menyedihkan kah.
aku bertanya-tanya. 



tidak.
tidak harus orang lain yang mampu. aku sendiripun tidak apa-apa.

aku ada di duniaku sendiri. aku tidak mengijinkan siapapun masuk. bahkan untuk mengetuk pintunya pun aku tidak memperbolehkan.

ada begitu banyak pertanyaan yang aku ingin ketahui.
aku mencoba mencarinya.
aku mencoba menjawabnya.

tidak.
aku takut.
aku tidak percaya diri.
aku tidak ingin mendengar jawabannya.

aku tahu aku harus berani dan mencoba.
aku berusaha keras untuk itu.
tapi bagaimana.
harus seperti apa. 
jalan yang mana.

sering aku bertanya-tanya.
mengapa sampai saat ini aku masih saja mengalami ketakutan-ketakutan semu. terus-menerus merasa tidak aman karena hal yang bahkan tidak ada.

aku terus meyakinkan diriku jika itu semua hanya sekedar skenario buruk buatan kepalaku. tapi. semakin aku meyakinkan diriku, semakin aku menjadi tidak yakin.

aku selalu bertanya-tanya.
sudahkah aku bahagia.
sudahkah aku memenuhi ekspektasiku pada diriku sendiri.
sudahkah aku menjadi seperti yang orang lain harapkan terhadap diriku.
kecewa kah mereka.
bangga kah mereka.
kecewa kah aku.
bangga kah aku. terhadap diriku ini.

lalu, 
seperti apa aku di masa depan nanti?
akan menyesalkah aku?
atau akan tersenyumkah aku?


sepertinya benar, masalah yang sebenarnya memang ada padaku. orang lain tidak salah. dunia ini tidak salah. 
hanya aku. 
aku yang salah.


Comments

Popular posts from this blog

久しぶり

昔好きだった人にもう一度話したかった。 久しぶり、 元気だった? 最近どう? それだけ知りたかった。 私は元気だよ、君は…って こっちは天気だんだん寒くなるよって 毎日大変だったけど、楽しもうとしているよって伝えたかった。 もう一度会いたかった。 会って話したかった。 昔好きだった人にまた普通に話したかった。

Lost in Japan: one day in Nara

Pada awal bulan September 2018, aku menghabiskan seharian waktuku di Prefektur Nara, Jepang. Apabila dibandingkan dengan prefektur lain di wilayah Kansai, sepertinya Nara adalah prefektur paling tenang. Yang sepertinya lagi, populasi rusanya lebih tinggi daripada populasi manusianya. Prefektur Nara terkenal dengan rusa-rusanya. Rusa-rusa ini dianggap sebagai dewa, sehingga tidak ada pemburuan, justru dipuja dan tidak ada saingan aliasnya lagi adalah tidak ada predator. Rusa-rusa ini benar-benar merajai prefektur Nara, aku menyadarinya ketika keluar dari Kintetsu-Nara Eki.

ingin berhenti

Tulisan pertama di tahun 2020 berisikan tentang luapan amarah yang tidak pernah tersampaikan kepada yang bersangkutan, tentang harapan yang entah kapan akan terwujudkan, tentang keputusasaan dan ketidakpercayaan diri yang terakumulasi dengan sangat baik. Aku marah kepada dunia. Aku marah kepada diriku sendiri. Kenapa sih manusia selalu SARA. Lemah lalu menyalahkan gender. Umur lantas menentukan bagaimana bersikap. Dan lain-lain.. Kalau lemah, ya lemah aja. Jangan bawa-bawa “aku kan cewek” untuk membenarkan ketidakberdayaan. Kalau memang enggan, ya bilang tidak mau, jangan bawa-bawa “bukan umurku melakukan ini”. Kalau tidak tahu diri, ya jangan bawa-bawa “aku sudah tua, kamu harus menghormati dan menurutiku. Aku berhak memerintahmu” untuk membenarkan kesemena-menaan. Kalau tidak tahu malu, ya jangan bawa-bawa "Aku kan bukan orang jawa" untuk memenuhi keegoisan. Ada batasannya. Garis batas yang begitu tipis.