Ternyata adanya jarak dan waktu yang mengisi kekosongan bisa menciptakan emosi yang dinamakan canggung. Aku sebenernya nggak tau sih, apakah canggung ini bisa dikategorikan sebagai bentuk emosi. Tapi ya, menurutku termasuk, karena melibatkan perasaan dan pemikiran. Hati dan otak turut serta dalam membentuk suasana ini.
Aku pernah punya teman-teman
akrab. Akrab sekali. Sampai semua hal aku ceritakan. Sampai tidak ada hal yang
terlewatkan untuk aku sampaikan. Akrab sekali sampai hampir selalu bersama. Tapi
kemudian terpisah dan berakhir canggung ketika akhirnya bertemu kembali. Jarak yang
membentang mengisi kekosongan dan muncullah rasa itu. Canggung.
Dulu, sih, inner circle.
Sekarang?
Mohon maaf. あのう、すみませんが、今ちょっと…。
違うよ!Aku tidak menyalahkan jarak. Karena jarak sebenarnya tidak akan
berarti jika diisi dengan komunikasi yang baik. Tapi aku tidak pandai menjaga
komunikasi. Satu per satu teman akrab berakhir menjadi teman yang pernah akrab.
Kalo lagi senggang aja baru inget. Kalo lagi butuh aja baru nanya. Kalo lagi
sendiri aja baru ngajak bicara. dll. dsb.
dst.
Sahabat akhirnya menjadi
teman baik.
Teman baik akhirnya menjadi
teman lama.
Teman lama akhirnya menjadi
teman.
Teman akhirnya menjadi
kenalan.
Kenalan yang akhirnya lupa
dan え?誰ですか?
Apalagi
kalo yang nggak akrab. Hehe. Aku sih lebih milih pura-pura nggak lihat biar
nggak ketahuan kalo udah lupa namanya siapa.
Kemaren
waktu terpisah lama seakan-akan semua hal ingin aku ceritakan secara langsung. Aku
gini lo, aku gitu lo, aku habis gini lo, aku mau gitu lo, bla bla bla. Tapi semuanya
seakan hilang sewaktu sudah diberi kesempatan bertemu. Bingung. Bingung harus
bicara dari mana.
Apa?
Aku
harus bilang apa?
Hening
aja.
Kan.
Canggung.
Kecanggungan ini membuat aku
menyadari bahwa aku pikir aku benar-benar mengenalmu, ternyata semuanya baru
permukaan. Ternyata aku tidak benar-benar mengenalmu. Berarti tidak bisa
disebut teman akrab dong ya? Atau aku saja yang bodoh?
Akrab. Terpisah. Jarang berkomunikasi.
Bertemu kembali. Melontarkan pertanyaan seperti 久しぶり、元気だった?今どう?大学は?彼足は?彼女は ?dan basa-basi
nasi basi lainnya. Dilakukan semata-mata untuk mengisi kekosongan akibat jarak
dan waktu.
Begitulah alur cerita ini.
Teman kecil, bertemu
kembali, melihat betapa besarnya perubahan yang terjadi satu sama lain. Eh kamu
dulu kurus kecil item dekil, sekarang jadi tinggi tegap ganteng gini ya. Eh kamu
inget nggak dulu bla bla bla. Membahas masa lalu yang bahkan aku tidak bisa
mengingatnya dengan benar. Memang benar teman kecil. Tapi sekarang aku sudah
dewasa. Aku bukan seperti aku dulu. Ada rentang waktu dan jarak diantara
kenangan masa lalu itu dengan masa kini.
Jangankan teman. Saudara pun
demikian.
Sering terjadi ketika
pertemuan keluarga besar. Tidak perlu diceritakan. Karena aku yakin kalian pun
mengalaminya.
Tidak apa-apa. 本当に大丈夫だよ。
Memang semua ini ya tentang
prioritas. Aku menerima kenyataan bahwa aku bukan lagi menjadi prioritas. Dan aku
juga menerima kenyataan bahwa mereka bukan menjadi prioritas.
Comments
Post a Comment