Skip to main content

Posts

Showing posts from 2021

そして、生きる

di pagi buta ini aku kembali membaca tulisan yang aku buat pada bulan Desember tahun 2014. dimana Rangga bilang, aku adalah anak yang gigih, karena selalu melakukan sesuatu yang disukai dengan 1000% usaha. Rangga adalah awal.  Pemilik Nirmala adalah proses.  dan aku akan menentukan akhirnya. Philip Dormer Stanhope, Earl of Chesterfield once said,   "It's important to have the ability to distinguish between impossible and possible..." melepaskan dan merelakan bukan berarti kegagalan. melepaskan dan merelakan juga bagian dari belajar. keberanian memang dibutuhkan untuk tetap bertahan. hanya orang-orang gigih dan penuh tekad yang mampu bertahan. tapi keberanian juga dibutuhkan ketika merelakan dan bergerak maju.  tidak mudah untuk memutuskan mengambil satu dua langkah ke depan dari tempat awal bertahan. terutama ketika ada begitu banyak perjuangan dan usaha yang dikerahkan untuk sampai di tempat itu. ada kalanya kita harus menyadari kapan waktunya untuk bertahan dan kap...

this too shall pass away

Beberapa tahun terakhir ini aku merasa sedang jelek-jeleknya.  Jadi aku menyembunyikan diriku. Menarik diriku dari kehidupan sosial yang biasanya aku jalani dengan cukup normal. 원래 누굴 좋아할수록 보여주기 싫은 것도 많아지는 거니까 Ada yang bilang, semakin kita menyukai seseorang, kita tuh maunya hanya menunjukkan sisi terbaik kita. Semakin berharga, semakin sayang kita pada orang-orang di sekitar kita, semakin membuat kita berusaha untuk menyembunyikan sisi terjelek, sisi lemah yang kita punya. Bukan untuk menyombongkan diri, tapi hanya untuk menunjukkan bahwa kita cukup kuat, cukup baik, cukup pantas untuk berada di sisi mereka. Aku pengennya orang-orang lihat sisi terbaikku aja, I'm only wanting to show my strengths and my good sides.  Aku tidak mau orang-orang jadi tahu sisi lemahku, lalu mulai merasa kasihan, lalu mulai menilaiku macam-macam.  I compare myself to other people a lot. I compare myself so much,  blame myself when I can't do something,  and begin to think of mys...

berhenti berharap

Keseharianku sekarang aku habiskan dengan bersih-bersih rumah. Menyapu, mengepel, mencuci piring, semuanya secara natural aku lakukan setelah aku bangun tidur. Tidak ada yang meminta, apalagi ada paksaan. Aku mulai menyukai meminum hot chocolate –––tentu saja buatan sendiri, membuat kue dan mulai membiasakan diri untuk membaca kembali. Pernah pula aku membuat kue dan membersihkan dapur tengah malam ketika sedang tidak bisa tidur, yang membuat ibuku mengira rumah disatroni maling. Namun sayangnya, sepertinya ayahku, tidak, tidak hanya ayahku, tapi juga ibuku–––baiklah, kedua orang tuaku, cukup tertekan karena kebiasaan baruku yang menurutku cukup mulia––– membersihkan rumah dan membuat kue––– ini. Melihatku yang sama sekali tidak memiliki keinginan untuk melamar pekerjaan kembali, atau untuk kembali tergerak mencari beasiswa pascasarjana, dan karena aku yang berkali-kali mengatakan aku sama sekali tidak berniat melakukannya, sepertinya menambah tekanan pada mereka berdua. Sepertinya ...

ending scene

Hi, good morning. It's a good day to write something just to make sure that I'm in a good mental condition, too. So, some people say that mental health awareness is essential. Well said, that's true. Back then, almost every day, I cried myself out. I couldn't sleep. I have nowhere to go. No friends. All I did was lying in my bed just like a zombie. Job pressure, low salary, and toxic work environment were good enough to make me think, "I think I could end this if I fall down the stairs." Yes, I had a self-harm thought, but I have no one to tell cause I think everybody has their own burden. It's almost been two months since I quit my job, and I found myself enjoying this life. No, I'm not thoroughly enjoying it, but it's better than last year when I had a job. You must be thinking I'm crazy cause I'm enjoying jobless life. I didn't know that being jobless could be stressful yet so fun and exciting. To be honest, I have no intention of se...