Skip to main content

Posts

Showing posts from 2014

ketika dinding punya telinga

When secret admirer become published admirer.... Aku dulu udah pernah bilang di postinganku yang jaman batu itu...kalo sebuah rahasia akan tetap jadi rahasia sama si pemilik rahasia menghendaki itu untuk tetap jadi rahasia. Dan kemungkinan rahasia itu terbongkar bakal kecil kalo si pemilik rahasia mampu menjaga sikap, tingkah laku serta omongannya. Mungkin beberapa orang akan tau dengan sendirinya, tapi dia mungkin akan tetap diam sampai si pemilik rahasia membagi rahasia yang dia punya kepadanya. Rahasia akan tetap jadi rahasia. Tapi yang namanya tembok pasti punya telinga. Dan yang namanya hati pasti nggak bisa disatukan pendapatnya sama otak. Perasaan itu hati yang ngatur, bukan otak. Otak sama sekali nggak punya kuasa atas perasaan. Jadi ketika hati sudah muak menyimpan rahasianya sendiri, ketika perasaan sudah membuncah ingin meledak...jalan satu-satunya yang bisa dilakukan si pemilik rahasia adalah bercerita. Lewat sosial media seperti twitter atau berkata panjang leba...

aku ingin menulis tentang kamu

Aku ingin menulis tentangmu. Lagi. Mengeluarkan semua hal yang sudah serumit benang kusut di dalam otakku. Aku ingin menulis tentangmu. Tapi pikiranku mendadak membeku. Aku tidak tahu harus memulai dari bagian mana. Aku tidak tahu bagaimana awalnya dan aku tidak mau memikirkan bagaimana akhirnya. Aku ingin menulis tentangmu. Tentang bagaimana indahnya senyumanmu. Tentang bagaimana suara gelak tawamu. Tentang semua kekonyolan-kekonyolan yang kau lakukan. Aku ingin menulis tentang bagaimana aku jatuh hati padamu. Tentang bagaimana setiap hal kecil yang kau lakukan bisa membuat duniaku berwarna. Tentang bagaimana kau datang bagai hujan membasahiku yang kering kerontang. Tentang bagaimana aku suka memperhatikan lipatan-lipatan kelopak matamu. Tentang bagaimana aku yang tak pernah berhenti terpesona melihat jari-jarimu menyentuh senar itu. Aku ingin menulis tentangmu. Seperti mereka. Yang selalu bisa menulis tentang orang yang mereka sayangi.

aku dan apa yang mereka sebut sebagai ujian nasional

Dan disinilah aku sekarang. Duduk di belakang meja kayu di sebuah ruang ujian dalam ketegangan yang sungguh sangat menyebalkan. Tidak, tentu saja aku tidak sendirian. Ada sembilan belas anak lain yang juga bernasib sama denganku di ruangan ini. dan masih ada ribuan anak lain seumuranku yang juga merasakannya. Ketika kami diharuskan....ah tidak, karena memang ini sudah seharusnya bagi kami, untuk menghadapi hal sesuatu semacam ini. sesuatu yang mereka sebut, ujian nasional. Aku rasa, tidak hanya aku yang berkeringat dingin ketika menatap lembaran-lembaran kertas soal yang ada di hadapanku. Aku tahu aku bukan satu-satunya. Bahkan kupikir ada yang mengalami hal yang jauh lebih buruk dari ini. dan aku bersyukur karena itu. dan entah bagaimana rasa tegang yang menyelimuti pikiranku sejak seminggu yang lalu, kini menguap begitu saja. Hanya saja, yang aku agak khawatirkan adalah perasaan bahwa semua hal yang aku pelajari berbulan-bulan yang lalu juga ikut dibawa pergi. Aku sepertinya s...

Memori Putih Abu-Abu #8: XII IPA 3's ART EXHIBITION

XII IPA3 2012-2014 PROUDLY PRESENTS: ULET API ART EXHIBITION come on, get in and vote your favorite picture! Hai. Postingan kali ini mau nyeritain tentang pameran lukisan yang diadain sama kelasku di hari keempat ujian praktek. Persiapannya serabutan. Ngelukisnya juga serabutan. Tapi hasilnya........ammmmmmmaziiiinggggggggggg. kami mengangkat tema seni tradisional yang modern (?), atau kerennya disebut seni kontemporer, dengan dekorasi pameran mirip colosseum Roma dengan dominasi warna biru dan putih. menggunakan lighting serta backsound yang membuat pengunjung merasa seperti berada di dalam diskotik.