Skip to main content

ketika dinding punya telinga

When secret admirer become published admirer....

Aku dulu udah pernah bilang di postinganku yang jaman batu itu...kalo sebuah rahasia akan tetap jadi rahasia sama si pemilik rahasia menghendaki itu untuk tetap jadi rahasia. Dan kemungkinan rahasia itu terbongkar bakal kecil kalo si pemilik rahasia mampu menjaga sikap, tingkah laku serta omongannya. Mungkin beberapa orang akan tau dengan sendirinya, tapi dia mungkin akan tetap diam sampai si pemilik rahasia membagi rahasia yang dia punya kepadanya.

Rahasia akan tetap jadi rahasia. Tapi yang namanya tembok pasti punya telinga. Dan yang namanya hati pasti nggak bisa disatukan pendapatnya sama otak. Perasaan itu hati yang ngatur, bukan otak. Otak sama sekali nggak punya kuasa atas perasaan.



Jadi ketika hati sudah muak menyimpan rahasianya sendiri, ketika perasaan sudah membuncah ingin meledak...jalan satu-satunya yang bisa dilakukan si pemilik rahasia adalah bercerita. Lewat sosial media seperti twitter atau berkata panjang lebar yang aku lakukan sekarang ini. Atau si pemilik rahasia akan memilih orang tertentu yang dianggapnya paling bisa menjaga rahasianya, dan dia akan mulai bercerita....semua hal, semua yang mengganjal hatinya, semua yang merisaukan hatinya. Dan dalam hati dia berharap....benar benar berharap kalo orang itu mampu menjaga rahasianya.

Dan untuk itu aku minta maaf. Benar benar minta maaf. Aku nggak bisa menjaga omonganku sendiri. Aku bilang aku ingin rahasiaku tetap jadi rahasia. Ataupun ketika aku memutuskan membagi rahasiaku, aku meminta mereka tetap diam seolah aku tak pernah menceritakan apapun. Tapi.....aku nggak bisa. Ternyata aku sendiri yang melanggar omonganku. Berasa hina. Awalnya cuma satu orang...trus dua orang...trus tiga...trus berapa? Makin banyak aja. Bukan rahasia itu mah. Bukaaan nad bukan. Hentikan nad. Sudahi semua ini....aku jadi sedih liat diriku sendiri...

Dan akhirnya, yang bisa aku lakuin tinggal berharap. Benar benar berharap... semuanya akan baik baik saja. Semua akan tetap terkendali. Semua akan.....hhhvvvttt tetap menjadi rahasia.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

tunggu aku

Aku tidak pernah terfikir untuk melanjutkan sekolah ke tingkatan yang lebih tinggi dari sarjana sebelumnya. Akupun belum terfikir akan menjadi apa kelak. Cita-cita menjadi arsitek rasanya sudah jauh tidak akan mampu tergapai, dan aku memang sudah memutuskan untuk menyerah dan berpegang teguh pada apa yang aku punya saat ini. Bidang studi yang aku pelajari saat ini tidak menghalangiku untuk mempelajari bidang studi lain. Karena pada kenyataannya, seminar kelasku mengenai teknologi beton dan penelitian tugas akhirku mengenai elektronika instrumentasi. Dan sempat membuatku bertanya-tanya, sebenarnya aku ini jurusan apa. Beberapa bulan yang lalu, aku mendapatkan kesempatan langka untuk merasakan bagaimana Jepang di musim panas. Bukan sebagai mahasiswa exchange , tapi menyatu sebagai penduduk Jepang pada umumnya. Mempelajari kebiasaan, tata krama dan kebudayaannya. Tidak untuk seminggu atau dua minggu saja, tapi kurang lebih hingga lima sampai dengan enam minggu. Aku meninggalkan kewa...

Lost in Japan: Arashiyama

Dari semua lokasi wisata yang terkenal di Kyoto, Arashiyama adalah salah satu lokasi wisata yang terkenal juga cukup beken. Jangan sampai dilewatkan. Arashiyama tidak hanya terkenal karena hutan bambunya, tetapi juga monkey park, jembatan Togetsu-kyo dan ini nih, jangan lupa untuk menyempatkan diri naik Sagano Romantic Train. Edisi kali ini aku akan menceritakan petualangan singkatku ke Arashiyama. Perginya masih sendirian saja karena 夏休み sudah berakhir dan sekolah sudah mulai masuk. Omku menyarankan sekali untuk pergi ke Arashiyama selagi ada waktu. Pokoknya selama aku di Jepang, aku tidak diijinkan mendekam di dalam kamar saja, aku harus keluar dan mengeksplor Kyoto selagi ada kesempatan. Setelah survey bagaimana Arashiyama dan bagaimana menuju kesana dari Kyoto, maka berangkatlah aku pada tanggal 3 September 2018 sekitar pukul 7 pagi waktu Jepang.

semua akan ada waktunya

When you feel exhausted, don't hold back, it's okay to be down -orange- Sedang musimnya tertekan dan depresi melihat teman-teman seangkatan satu per satu mulai menyelesaikan kewajibannya di kampus. Sedang musimnya iri melihat raut bahagia teman-teman yang berhasil menanggalkan status mahasiswanya. Sedang musimnya mengeluh dan sambat karena penelitian dan skripsi belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Sedang musimnya muak akan pertanyaan "semester berapa" "kapan sidang" "kapan wisuda"