Skip to main content

aku ingin menulis tentang kamu


Aku ingin menulis tentangmu. Lagi. Mengeluarkan semua hal yang sudah serumit benang kusut di dalam otakku. Aku ingin menulis tentangmu. Tapi pikiranku mendadak membeku. Aku tidak tahu harus memulai dari bagian mana. Aku tidak tahu bagaimana awalnya dan aku tidak mau memikirkan bagaimana akhirnya.
Aku ingin menulis tentangmu. Tentang bagaimana indahnya senyumanmu. Tentang bagaimana suara gelak tawamu. Tentang semua kekonyolan-kekonyolan yang kau lakukan. Aku ingin menulis tentang bagaimana aku jatuh hati padamu. Tentang bagaimana setiap hal kecil yang kau lakukan bisa membuat duniaku berwarna. Tentang bagaimana kau datang bagai hujan membasahiku yang kering kerontang. Tentang bagaimana aku suka memperhatikan lipatan-lipatan kelopak matamu. Tentang bagaimana aku yang tak pernah berhenti terpesona melihat jari-jarimu menyentuh senar itu.
Aku ingin menulis tentangmu. Seperti mereka. Yang selalu bisa menulis tentang orang yang mereka sayangi.
Aku tidak bisu. Tapi aku tak mampu bicara. Aku tidak lumpuh. Tak mampu bergerak. Aku tidak buta. Tapi aku tidak mampu melihat.

Aku tidak bisa menciptakan kata-kata indah. Aku tak pandai bermain sastra. Aku tak pernah pandai mengartikan pikiranku sendiri. Aku tak bisa apa-apa. Bahkan jika itu untuk diriku sendiri.
Namun semua itu tidak menghentikan keinginanku untuk menulis tentangmu.

Di akhir paragraf yang bertele-tele ini, setelah aku berusaha sekuatku untuk menyingkirkan ketidakmampuanku, aku hanya bisa menuliskan ini, disini :

Selamat pagi, Rangga.

Comments

Popular posts from this blog

tunggu aku

Aku tidak pernah terfikir untuk melanjutkan sekolah ke tingkatan yang lebih tinggi dari sarjana sebelumnya. Akupun belum terfikir akan menjadi apa kelak. Cita-cita menjadi arsitek rasanya sudah jauh tidak akan mampu tergapai, dan aku memang sudah memutuskan untuk menyerah dan berpegang teguh pada apa yang aku punya saat ini. Bidang studi yang aku pelajari saat ini tidak menghalangiku untuk mempelajari bidang studi lain. Karena pada kenyataannya, seminar kelasku mengenai teknologi beton dan penelitian tugas akhirku mengenai elektronika instrumentasi. Dan sempat membuatku bertanya-tanya, sebenarnya aku ini jurusan apa. Beberapa bulan yang lalu, aku mendapatkan kesempatan langka untuk merasakan bagaimana Jepang di musim panas. Bukan sebagai mahasiswa exchange , tapi menyatu sebagai penduduk Jepang pada umumnya. Mempelajari kebiasaan, tata krama dan kebudayaannya. Tidak untuk seminggu atau dua minggu saja, tapi kurang lebih hingga lima sampai dengan enam minggu. Aku meninggalkan kewa...

Lost in Japan: Arashiyama

Dari semua lokasi wisata yang terkenal di Kyoto, Arashiyama adalah salah satu lokasi wisata yang terkenal juga cukup beken. Jangan sampai dilewatkan. Arashiyama tidak hanya terkenal karena hutan bambunya, tetapi juga monkey park, jembatan Togetsu-kyo dan ini nih, jangan lupa untuk menyempatkan diri naik Sagano Romantic Train. Edisi kali ini aku akan menceritakan petualangan singkatku ke Arashiyama. Perginya masih sendirian saja karena 夏休み sudah berakhir dan sekolah sudah mulai masuk. Omku menyarankan sekali untuk pergi ke Arashiyama selagi ada waktu. Pokoknya selama aku di Jepang, aku tidak diijinkan mendekam di dalam kamar saja, aku harus keluar dan mengeksplor Kyoto selagi ada kesempatan. Setelah survey bagaimana Arashiyama dan bagaimana menuju kesana dari Kyoto, maka berangkatlah aku pada tanggal 3 September 2018 sekitar pukul 7 pagi waktu Jepang.

semua akan ada waktunya

When you feel exhausted, don't hold back, it's okay to be down -orange- Sedang musimnya tertekan dan depresi melihat teman-teman seangkatan satu per satu mulai menyelesaikan kewajibannya di kampus. Sedang musimnya iri melihat raut bahagia teman-teman yang berhasil menanggalkan status mahasiswanya. Sedang musimnya mengeluh dan sambat karena penelitian dan skripsi belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Sedang musimnya muak akan pertanyaan "semester berapa" "kapan sidang" "kapan wisuda"