kepada aku, yang selalu merasa hidup ini tidak menarik dan membosankan, terima kasih karena sudah bertahan dengan baik. kepada aku, yang masih saja sulit untuk mengutarakan isi pikiran alih-alih berbicara langsung justru sibuk berasumsi dan berimajinasi sendiri, terima kasih karena sudah berusaha dengan sangat baik. selanjutnya, untuk orang-orang yang secara tidak langsung membuat diri ini masih mampu berdiri dan menatap ke depan, dimulai dari untuk ayah dan ibuku, Nabila dan si kecil Najwa yang sudah tidak kecil lagi, terima kasih karena selalu ada, terima kasih untuk segalanya, lalu untuk Fildzah, yang rela menyisihkan waktunya yang berharga setiap hari untuk oversharing session. terima kasih karena masih bersedia mendengarkan cerita-ceritaku...berapa lama? 16 tahun and still counting. untuk kalian, Environmental Microbiology Lab's members, Sameshima Lab, Hinata, Yuzu-chan, Kagami-kun, Ota-kun, Suzuki-kun, Ikeda-kun, our new cutie members, Matsui-kun, Minagawa-kun, Tanak
Sudah berkali-kali bilang, udahlah bodo amat, tapi masih kepikiran, adalah penjelmaan riil daripada aku. Rasa-rasanya ngga akan berhenti untuk nggak kepikiran sampai serangga-serangga berisik yang berputar-putar di dalam kepalaku ini aku tuangkan dan realisasikan dalam tulisan. So, this is what I really wanted to say. Well, I don't expect and never hope you will find this. Guess you don't care anymore. It's okay. I don't expect you to care, tho... I just want to clear myself up. Cerita ini berawal dari suatu siang, aku membaca pesan masuk di aplikasi messenger, setelah kurang lebih seminggu tidak pernah kubuka. Ada satu pesan masuk tidak terduga, yang sekejap membawa kembali kenangan itu. Setelah membaca pesan itu, aku membatin, 걔가 그동안 행복하게 잘 살았구나.... でもさ.... メッセージで “…aku nggak tega sebenernya mau ngasih tau….”って どういうこと??気分悪い Agak ngedongkol gitu ya di hati? すごく気になるけど、 聞きたいけど、 我慢してしまった Apakah dia berpikir aku hidupku dinilainya cukup memilukan sampai dia tidak teg