Aku akan meresume apa
saya yang terjadi dalam empat bulan pertama di tahun 2020 ini. Ada begitu
banyak yang terjadi, sehingga mungkin tidak akan dapat semua aku ceritakan,
karena satu dua hal mungkin akan terlewatkan, karena aku terlalu terfokus pada beberapa
highlight saja. Satu hal yang perlu ditekankan adalah aku sangat ingin menulis,
setidaknya satu bulan satu kali, tapi ternyata aku tidak bisa menyempatkan
waktu untuk menuangkan isi pikiranku, bahkan jika itu hanya dalam tiga hingga
empat kalimat saja. Ada begitu banyak yang harus aku lakukan, ada begitu banyak
yang harus pikirkan, sehingga duduk di depan laptop untuk menulis seperti ini
adalah sebuah kesulitan untukku. Aku hanya merenungkan isi pikiranku ketika
sedang melamun di bawah siraman air ketika sedang mandi, atau malam hari ketika
akan tidur, dan semua pikiran itu akan menghilang menguap terlupakan seiring
dengan tarikan hembusan nafas yang aku ambil.
“네가 바라는 대로 이루어질 거야”. Jinyoung
berkata seperti ini untuk Jackson pada hari ulang tahunnya. Semua akan terjadi
seperti yang kamu harapkan, kurang lebih artinya demikian. Aku adalah seseorang yang penuh target dan ambisi untuk memenuhi
targetku. Mereka yang cukup mengenalku akan menyetujui hal ini. Kalau kamu tidak
setuju, mungkin karena kamu belum mengenalku. Aku bisa menghabiskan berjam-jam
hanya untuk mengganti username twitter atau hanya untuk sekedar memberi nama
playlist di Spotify.
Tahun ini, tujuan utama
yang ingin aku raih hanya ada tiga hal. Tentu saja sebenernya ada banyak hal
yang ingin aku raih, karena manusia pada dasarnya adalah manusia yang tidak
pernah cukup akan satu dua hal saja. Tapi aku hanya memfokuskan pada tiga hal
ini, yah, untuk saat ini, inilah prioritas dan tujuan hidupku dalam menjalani
tahun 2020. Tiga hal ini saja sepertinya akan sangat sulit untuk
direalisasikan. Pertama adalah berusaha sekuat tenaga mencari cara untuk
kembali ke Jepang dan menjadi mahasiswa graduate program di Kyoto University.
Kedua adalah menantang diri untuk memperoleh sertifikat kemampuan Bahasa Jepang
tingkat N2. Dan ketiga adalah membeli ponsel keluaran Apple.
Kalau tidak salah ingat,
aku pernah bercerita bahwa aku berhasil menguasai Bahasa Jepang, benar-benar
dari nol sampai tingkat N3 dalam waktu satu tahun, tahun lalu. Dan karena
kemampuan Bahasa Jepangku ini, aku menjadi anak kesayangan pimpinan di perusahaan
tempatku bekerja saat ini. Berbicara tentang perusahaan tempatku bekerja, aku
pernah membaca ungkapan seperti ini di sebuah buku, ”いい大学を出たからといっていい会社に就職できるとは限らない”. Lulusan
dari universitas elit dan ternama tidak memastikan kamu akan diterima dan bekerja
di perusahaan yang elit dan ternama pula. Aku memikirkan dalam-dalam ungkapan
tersebut. Kenapa? Karena siapapun yang menuliskan itu, mereka secara
terang-terangan menyindirku, walaupun tidak sengaja. Di saat teman-teman
seangkatanku bekerja di perusahaan-perusahaan multinasional dengan gaji besar,
aku terdampar di perusahaan yang dipenuhi masalah pelik, jam kerja panjang, dan
gaji sangat yang rendah. Oh baiklah, aku sedang mengeluh dengan sangat
terang-terangan. Jika aku diberi kesempatan untuk mengulang waktu, aku ingin kembali
ke tanggal 02 September 2019, hari dimana aku datang ke perusahaan ini untuk
pertama kalinya. Aku akan mencegah dengan segala macam cara, supaya diriku di
masa lalu batal dan tidak bisa datang untuk bertemu pimpinan perusahaan ini. Aku
akan meyakinkan diriku di masa lalu, bahwa tawaran untuk mengerjakan proyek
dosen pembimbingku yang killer itu akan lebih bermanfaat untuk keilmuan dan
pengalamanku dibandingkan bekerja di perusahaan ini.
Sisi lain dari diriku
memberontak. Sebagai lulusan dari salah satu universitas terbaik di Indonesia,
aku merasa aku pantas mendapatkan pekerjaan dan gaji yang lebih baik dari ini,
yang jauh-jauh-jauh lebih baik dari ini.
Lupakan bagaimana pimpinan
perusahaan ini menganggapku seperti anaknya sendiri. Aku tidak perlu dan tidak
membutuhkan perhatian berlebihan seperti itu. Cukup anggap saja aku seperti
karyawan pada umumnya dan hargai aku sesuai dengan keilmuan dan kemampuanku. Oh,
baiklah aku memang bekerja di perusahaan properti dan sangat bertolak belakang
dengan basic knowledgeku yang merupakan life sciences. Rasanya….. ah, seandainya
dulu aku tidak datang untuk “main” ke perusahaan ini, aku pasti tidak akan
menyia-nyiakan 4,5 tahunku belajar tentang mikrobiologi.
Sudah hampir delapan
bulan aku bekerja disini. Sudah sangat mengetahui betapa bobroknya perusahaan
ini. Dan sudah sangat yakin bahwa ini bukan tempatku dan aku harus menyegerakan
diri untuk mengakhirinya. Dalam kurun waktu empat bulan, sudah tiga kali aku menangis.
일과 직업의 매우 어렵다고 생각했다. 너무 힘들고, 너무 답답해 그래서... karyawan-karyawan lain menganggapku sebagai anak bodoh yang tidak
tahu dan tidak bisa apa-apa tapi mendapatkan begitu banyak privilege hanya
karena aku bisa berbahasa jepang. 이세끼 진짜!!! Ya jika kalian iri, yang belajarlah Bahasa Jepang untuk memenangkan
hati pimpinan! Bukan keinginanku juga seperti ini. Skor TOEFL dan ijazah pun
dengan bangganya kalian beli. Aku yang berijazah asli ini nilainya lebih rendah
dari yang ijazahnya beli. Sakit sekali hati ini rasanya. Ini bahkan lebih sedih
daripada ketika aku tidak lolos seleksi beasiswa MEXT jalur University
Recommendation karena pihak Universitas Kyoto memutuskan memilih orang lain sebagai
perwakilan yang akan diajukan sebagai penerima beasiswa.
Di tahun 2020 ini, seluruh
dunia sedang gempar dilanda COVID-19. Tidak ada negara yang tidak menjadi
korban, bahkan Indonesia yang sempat mengklaim tidak memiliki kasus positif, kini,
per 18 April 2020 sudah ada lebih dari 5000 kasus. Memang tidak ada yang tidak
bisa dilakukan oleh China. China memang luar biasa. Salute...
Banyak hal yang berubah dalam
situasi seperti ini. Konser ONE OK ROCK dan GOT7 misalnya. ONE OK ROCK
seharusnya akan melaksakan konser di Istora Senayan bulan depan. Namun, sayang
sekali, mau tidak mau harus ditunda dan kemungkinan terburuknya adalah
dibatalkan. GOT7 sebenarnya juga sempat akan mengadakan konser di Rajamangala
National Stadium di Thailand pada bulan Februari 2020 lalu, tapi kemudian
ditunda menjadi bulan Mei 2020, namun lagi, sayangnya karena semakin hari
semakin tidak ada kepastian kapan situasi akan membaik dan JYPE tentu saja
tidak mau mengambil resiko yang membahayakan artis, staf dan fans hanya untuk
mendatangkan uang, maka konser GOT7 yang akan dilaksanakan bulan depan terpaksa
dibatalkan dan JYPE tidak berani menentukan kapan tanggal pengganti pastinya. ONE
OK ROCK dan GOT7 hanyalah beberapa contoh. Di luar sana masih banyak dan bahkan
lebih parah. Banyak pula yang kehilangan mata pencaharian… Perekonomian lumpuh,
pariwisata lesu, aktivitas manusia secara dratis berkurang. Bumi seperti diberi
waktu untuk beristirahat sejenak.
Sebelum dinyatakan
outbreak, beruntunglah aku masih sempat berkeliaran sepuluh hari di Singapura
dan Kuala Lumpur. Aku berhasil meyakinkan ayah kalau aku pergi untuk masa
depanku. Yah, walaupun alasan sebenarnya adalah untuk mencegahku gila dan mengembalikan
kewarasanku yang hampir menghilang semenjak bekerja di perusahaan ini. Kepergianku
ini rasanya memiliki suasana yang berbeda dengan kepergianku ke luar negeri
sebelumnya. Sebelumnya aku pergi ke Jepang. Sudah dengan tiket pesawat pulang-pergi,
penginapan, makanan, dan 100% tanpa biaya apapun, sudah seperti pulang ke rumah
sendiri, tanpa kendala hanya terbebankan banyaknya dan beratnya barang yang
harus dibawa. 10 hari di Singapura dan Kuala Lumpur sukses menghabiskan semua
tabunganku yang awalnya aku ingin alokasikan untuk merealisasikan tujuan
ketigaku di tahun 2020, dan sukses juga menghabiskan banyak uang ayah.
親父、本当にごめんなさい。
Adanya spreading
COVID-19 yang massive dan besar-besaran ini membuat seluruh negara kompak untuk
mengurangi semua kegiatan yang menyebabkan berkumpulnya orang di suatu titik,
dan membatasi perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain. Istilah kerennya
adalah lockdown dan self-quarantine. Dan menurutku, masyarakat Indonesia terlalu
berlebihan mengartikan makna lockdown disini. Jalan-jalan kecil ditutup dan
diberi palang portal oleh warga dan diberi tulisan besar-besar di banner, “jalan
ini di lockdown, pergi jauh COVID-19”, tapi warganya masih bisa keluar masuk bebas,
dan bahkan warga ramai-ramai menjaga palang portal. Membuatku berpikir…”ううん...ちょっと待って、変じゃない?”.
Sebenarnya cara pencegahannya sederhana bukan? Jaga kebersihan salah satunya
dengan sering cuci tangan, hindari bepergian dan berkumpul, jaga jarak. Cukup patuhi
itu. Jangan lebay dan berlebihan.
Sekolah dan kampus libur,
perkantoran tutup juga adalah satu usaha pemerintah untuk mengurangi penyebaran
virus. Tapi karena pimpinan perusahaanku sepertinya tidak takut mati, kami
tetap masuk seperti biasa disaat pemerintah menganjurkan “work from home” dan hampir
semua kantor dan fasilitas publik tutup (kecuali kantor dan fasilitas publik
yang bergerak di beberapa bidang tertentu). Perusahaan ini bahkan tidak
termasuk kategori kantor dan fasilitas publik yang harus tetap buka. Sedihnya lagi,
pimpinan-pimpinan perusahaan ini sepertinya belum menyadari perpindahan orang
dari satu tempat ke tempat lain bisa menyebabkan peningkatan penyebaran virus. Mereka
dengan sangat keras kepalanya bolak-balik ke luar kota. Ah tolonglah bapak ibu
yang terhormat……. Sepertinya benar gambar kartun yang sempat menyebar di internet,
yang mengatakan bahwa virus ini dibawa dan disebarkan oleh mereka kaya dan
paling menyakiti mereka yang miskin.
집에 가고 싶어...
Aku memang sangat menikmati
hidup sendiri. Sudah hampir 6 tahun ini aku hidup sendiri dan cukup menyenangkan.
Tapi dalam keadaan seperti ini, tidak ada yang ingin aku lakukan selain pulang
ke rumah. Tapi sekarang tidak bisa. Terkadang aku marah, kenapa ayah memberikan
aku izin untuk berhenti dari perkerjaan ini di saat situasi sedang seperti ini.
Ayah, kenapa tidak sebelumnya? Aku kan sudah berkali-kali bilang aku ingin berhenti,
aku ingin berhenti, tapi ayah selalu bersikeras bahwa akan menjadi tidak enak
dan kurang sopan terhadap sahabat baiknya, yang menjadi atasanku di perusahaan
ini. Berkali-kali pula aku bilang, yang bekerja aku, yang merasakan ketidaknyamanan
ini juga aku, tapi kenapa ayah mementingkan sahabat ayah? Sekarang, di saat
situasi seperti ini ayah baru tersadarkan bahwa 4,5 tahunku kuliah akan
sia-sia, ijazahku tidak akan ada nilainya jika aku bekerja di perusahaan ini. Oh
baiklah, aku tidak akan keberatan terus bekerja kemampuanku dihargai dan jika
aku digaji disesuai. Tapi ini…ah sudahlah jangan berharap banyak, digaji UMK
pun rasanya sudah beruntung.
보고싶었어...
Mengatakan itu rasanya
sampai lelah. Sampai mati rasa. Aku sudah lupa seperti apa rasanya rindu. Terkadang
aku bertanya-tanya sendiri, benarkah ini rasa rindu? Jangan-jangan hanya karena
aku sedang bosan dan muak dengan kondisiku disini, lalu perasaanku menjadi bias
dan salah mengartikan bahwa rasa yang aku rasakan ini adalah rasa rindu. “Kamu
bukan lapar, kamu hanya bosan”, adalah perumpamaan yang menurutku cukup sesuai
untuk digunakan dalam kasus ini.
何か大事な物が一つあれば、強くなれる。
Bagaimana kamu menjadi
terbiasa dan menemukan kebahagiaan, seorang teman bertanya kepadaku. Ah ya, pertanyaan
yang cukup sulit untuk dijawab, karena jawabanku akan menjadi jawaban klise. Seperti
yang orang bilang, “time will heal the pain.” Itu benar. Aku telah terbiasa. Hobiku
adalah lari dari kenyataan. Mungkin aku akan mendapatkan medali emas atas
prestasiku ini. Tentu saja bukan sesuatu yang membanggakan. Karena seandainya
diberi pilihan, aku menginginkan kehidupan dan pekerjaan yang tidak mengharuskan
aku bertemu, bersosialisasi dan mengakrabkan diri dengan banyak orang. そんなこと、私が大嫌い!sebelum
self-quarantine (terpaksa) menjadi tren di seluruh dunia, aku sudah terbiasa
dengan self-quarantine. Sebelum situasi ini, orang mungkin akan menganggap
orang-orang seperti aku adalah orang-orang gua, orang-orang yang punya dunia
sendiri, orang-orang yang tidak mau bersosialisasi. Tapi sekarang, bukankah
sikapku ini menjadi sangat bermanfaat dan membantu seluruh dunia?
힘들 때는, 하루에 하늘을 세 번 보세요...
정신 차려!!
정신 차려!!
Beginilah ending ment Baekhyun
ketika Showcase EXO untuk Album Don’t Mess Up My Tempo. Artinya kurang lebih
adalah, if you’re having a hard time, please look up the sky three times.
Ah. Tiba-tiba aku teringat
perkataan seseorang. Siapa dan kapan tepatnya aku lupa. Tapi dia berkata seperti
ini, “masalah tidak akan jadi masalah jika tidak dipermasalahkan. Sesuatu yang
berat jangan dipikir berat, supaya tidak terasa berat”. Sekali-dua kali memang
terasa berat, menyakitkan, menyedihkan, dan itu wajar. “lebah pekerja tidak
pernah merasakan kesepian karena sibuk bekerja”, begitu sebuah ungkapan yang
aku lihat di sebuah drama televisi yang diperankan oleh Do Kyungsoo. Aku menemukan
kebahagiaan dengan caraku sendiri. Tentu saja akan ada saat ketika aku sedih,
menangis seharian sampai tidak ingin melakukan apa-apa. Tapi kemudian aku tertidur
karena lelah, kemudian bisa kembali tertawa, tertawa yang sangat keras. Orang-orang
di sekitarku, yang mengenal maupun tidak mengenalku, pasti mengenalku sebagai
seseorang yang suara tawanya cukup keras. Setiap aku menangis, aku selalu
berpikir, “kenapa aku harus menderita seorang diri, sedangkan orang yang membuatku
menderita justru biasa-biasa saja”. 암튼, 오빠들 너무 고마워요, 진짜루, berkat
kalian semua aku bisa melupakan rasa sakitku. Di kehidupan selanjutnya aku
ingin menjadi seorang idol!!
4 bulan pertama di tahun
2020 ini terasa sangat berat.
Tapi kita semua pasti
bisa melalui ini.
Bersama-sama!
Comments
Post a Comment