Skip to main content

sayonara, see you

One by one they’ve gone. They choose their own path, walk by their dreams. Time passed just too fast. -mbak sasa


Seperti sebuah lagu,
Datang akan pergi.
Lewat akan berlalu.
Ada akan tiada.
Bertemu akan berpisah.
Awal akan berakhir.
Terbit akan tenggelam.
Pasang akan surut.




Setiap manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing. Dan masing-masing dari kita dipertemukan takdir karena sebuah alasan. Hidup memiliki siklus kehidupan, dimana semua yang telah terjadi, yang sedang terjadi dan yang akan terjadi telah digariskan. Seberapa besar kamu menolak untuk berubah, perubahan adalah sebuah kepastian, dan kepastian itu adalah ketidakpastian.


Semuanya pasti berubah.
Sesederhana teman dekat yang menjadi semakin sulit untuk diajak bertemu. Sesederhana grup chat yang awalnya selalu ramai kini hanya dipenuhi silent readers. Tidak apa-apa. Kamu tidak boleh memaksakan kehendakmu karena setiap orang punya urusannya masing-masing, tidak melulu harus menghabiskan waktu dengan kamu, tidak melulu harus selalu kamu. Cobalah kamu menerima kenyataan, “what if you aren’t their first priority again.


Manusia seperti sebuah garis. Dapat terus bersama namun tidak bisa bersatu seperti garis paralel. Dapat terpotong dan bertemu di suatu titik namun kembali terpisah. Bersyukurlah akan itu.


Aku belajar banyak dari sebuah “selamat tinggal” dalam perpisahan. selamat tinggal adalah sebuah hal yang pasti akan terjadi. dan tangisan selalu tak pernah terpisahkan darinya. dan sebuah awal yang baru selalu mengikuti setelahnya. dan rindu akan menghantui sesekali.

Tidak apa-apa jika kamu menangis. Tidak apa-apa jika kamu rindu akan masa-masa yang telah lalu. Dan tidak apa-apa jika kamu memutuskan untuk melupakan dan bergerak maju. Karena sosok kita yang sekarang diciptakan dari masa lalu.


Tokoh Aslan dalam The Chronicles of Narnia pernah mengatakan, things never happen the same way twice. Sesuatu tidak akan terjadi untuk kedua kalinya dengan cara yang sama bagaimanapun kamu memohon dan memintanya. Jadi, love what you do and appreciate what you have. Sepenuh hati dan jangan sampai menyesal.


Senang aku bisa mengenalmu.
Diantara ratusan juta penduduk Indonesia, diantara miliyaran bahkan triliyunan manusia di bumi ini, takdir mempertemukanku denganmu.

Sayonara. See you on top!

Comments

Popular posts from this blog

久しぶり

昔好きだった人にもう一度話したかった。 久しぶり、 元気だった? 最近どう? それだけ知りたかった。 私は元気だよ、君は…って こっちは天気だんだん寒くなるよって 毎日大変だったけど、楽しもうとしているよって伝えたかった。 もう一度会いたかった。 会って話したかった。 昔好きだった人にまた普通に話したかった。

Lost in Japan: one day in Nara

Pada awal bulan September 2018, aku menghabiskan seharian waktuku di Prefektur Nara, Jepang. Apabila dibandingkan dengan prefektur lain di wilayah Kansai, sepertinya Nara adalah prefektur paling tenang. Yang sepertinya lagi, populasi rusanya lebih tinggi daripada populasi manusianya. Prefektur Nara terkenal dengan rusa-rusanya. Rusa-rusa ini dianggap sebagai dewa, sehingga tidak ada pemburuan, justru dipuja dan tidak ada saingan aliasnya lagi adalah tidak ada predator. Rusa-rusa ini benar-benar merajai prefektur Nara, aku menyadarinya ketika keluar dari Kintetsu-Nara Eki.

ingin berhenti

Tulisan pertama di tahun 2020 berisikan tentang luapan amarah yang tidak pernah tersampaikan kepada yang bersangkutan, tentang harapan yang entah kapan akan terwujudkan, tentang keputusasaan dan ketidakpercayaan diri yang terakumulasi dengan sangat baik. Aku marah kepada dunia. Aku marah kepada diriku sendiri. Kenapa sih manusia selalu SARA. Lemah lalu menyalahkan gender. Umur lantas menentukan bagaimana bersikap. Dan lain-lain.. Kalau lemah, ya lemah aja. Jangan bawa-bawa “aku kan cewek” untuk membenarkan ketidakberdayaan. Kalau memang enggan, ya bilang tidak mau, jangan bawa-bawa “bukan umurku melakukan ini”. Kalau tidak tahu diri, ya jangan bawa-bawa “aku sudah tua, kamu harus menghormati dan menurutiku. Aku berhak memerintahmu” untuk membenarkan kesemena-menaan. Kalau tidak tahu malu, ya jangan bawa-bawa "Aku kan bukan orang jawa" untuk memenuhi keegoisan. Ada batasannya. Garis batas yang begitu tipis.