Skip to main content

andai aku cantik.....

Sebelum aku benar-benar menuangkan isi pikiranku dalam tulisan ini. Aku berharap apa yang aku pikirkan hanyalah perasaanku semata. Semata-mata perasaan hanya karena pemikiran aneh dan semoga tidak benar-benar terjadi seperti apa yang aku pikirkan. Tapi pikiran ini cukup menggangguku. Dan kamu, tidak, tidak hanya kamu, tapi kalian semua yang membaca tulisan ini harus tau apa saja yang menggangguku.



Andai aku cantik.
Bukan. Ini bukan karena aku tidak mensyukuri apa yang sudah Allah berikan padaku. Tapi pemikiran “andai aku cantik” ini terus-menerus memenuhi pikiranku dan mulai terasa mengganggu.

Aku terlahir seperti ini. Tidak cantik. Tidak pintar. Tidak memiliki kelebihan apapun yang bisa dibanggakan. Aku tidak memiliki sesuatu yang membuat mereka dengan lantang berkata dan mengumandangkannya pada dunia, “aku bangga punya Nadia. Aku bangga ada Nadia disini. Dan aku bangga dari sekian ratus juta penduduk Indonesia, aku diberi kesempatan mengenal Nadia”. 

Andai aku cantik.
Menurutku, pancasila sila kelima yang berbunyi, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” belum benar-benar dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Aku berbicara tentang persamaan perlakuan, kesetaraan, tentang bagaimana seharusnya bersikap adil bukan tentang bagaimana harus bersikap sesuai porsi yang dibutuhkan. Karena aku merasa, kalian belum benar-benar adil dalam memperlakukan sesuatu, terutama seseorang. Aku berbicara tentang mereka yang diberi kelebihan cantik dan mereka yang tidak memiliki kelebihan itu. Aku berbicara tentang aku. Tentang aku yang dipandang sebelah mata karena aku yang disebut “sudah ngga cantik, otak encer juga engga”, tentang aku yang disebut “aku tau kamu memang bodoh kok, Nad”, tentang aku yang disebut “mahasiswa kelas rendah dengan IQ jongkok”.

Well, kalian semua memang benar menyebutku demikian.

Aku memang sampah.
Tidak diinginkan. Tidak diharapkan.

Luar biasa kalo boleh aku bilang karena aku punya masafin walaupun aku banyak kekurangan, tanpa kelebihan dan penuh kehinadinaan ini. Jadi apa berlebihan jika aku menyebut diriku beruntung dengan adanya dia disini?

Andai aku cantik.
Semakin hari aku selalu berpikiran “andai aku cantik”. Jika aku cantik, maka aku tidak akan hidup nelangsa mengemis perhatian orang. Jika aku cantik, aku tidak akan perlu pagi hari atau siang bolong berjalan kaki hanya untuk pergi ke suatu tempat. Jika aku cantik, akan banyak orang menawarkan “mau aku anter?” “butuh bantuan apa?” “mau ikut ngga?” tanpa perlu aku minta. Jika aku cantik, kehadiranku akan selalu ditunggu. Jika aku cantik, aku akan selalu dipuja dan dibangga-banggakan. 

Mereka yang cantik selalu mendapat spesialisasi. Selalu mendapat perlakuan khusus. Selalu mendapatkan sikap istimewa. Berbeda dengan mereka yang kebetulan tidak cantik. Mereka yang cantik selalu dengan indahnya diperbincangkan. Dielu-elukan. Berbeda dengan mereka yang kebetulan tidak cantik. Memang juga diperbincangkan, tapi dengan kejijikan dan penuh nada merendahkan.

Dengan penuh semangat membantu mereka yang cantik “mau jemput dedek cantik dulu ya”. Tapi ketika mereka yang tidak cantik butuh bantuan, “aduh maaf ya, yang lain aja”. Ketika mereka yang cantik datang, akan langsung mendapat sambutan hangat. Tapi jika mereka yang tidak cantik datang, akan langsung terdengar hembusan nafas panjang penuh keluhan.

Lalu apa aku salah jika berkata begini?

Aku berkata demikian bukan tanpa alasan. Aku berkata demikian karena aku melihat dan mengalaminya secara langsung dalam keseharianku. Kalian semualah yang membuat aku berpikiran seperti itu.

Lalu jika demikian apa aku salah?

Itu hanya bercandaan saja. Maklumin aja anak cowok kan memang gitu.

OH WELL, BERCANDAAN KATAMU? Bercandaan yang menyakitkan hati. Aku harus akui kalau kalian memang hebat dalam bercandaan, ya. Hebat sekali. Entah sudah berapa banyak airmata yang jatuh karena “bercandaan” kalian. 

Maaf ya, tapi aku ini pendendam. Aku mengingat semua perkataan dan semua perlakuan yang aku dapatkan. Dan aku akan memperlakukan kalian semua sesuai dengan bagaimana kalian memperlakukan aku.

Mereka bilang, “ngga apa-apa Nadia ngga cantik, ngga banyak pengalaman organisasi atau ngga pinter. Yang penting Nadia punya cinta. Rasa cinta Nadia itu yang nggak dimiliki sama mereka. Itu yang ngebuat Nadia beda, ngebuat Nadia spesial dari yang lain”. Kata-kata penghiburan basi yang selalu aku dengar. Sampai panas telingaku. Iya benar aku hanya punya rasa cinta. Tapi rasa cintaku tidak dihargai. Aku hanya punya rasa cinta. Tapi perasaanku selalu dibuat bahan lawakan.

Mungkin seandainya aku cantik, semua akan berbeda, ya.


Comments

  1. Aku juga tidak cantik, hehehe
    Kadang memang minder, apalagi kalau lagi kumat wkwk

    ReplyDelete
  2. Aku bisa merasakan itu:') Mungkin saja Allah tak memberimu cantik, karena takut kamu akan sombong nantinya. Begitu pun dengan aku:)

    ReplyDelete
  3. Tau kok nad rasany tpi kalau dipikir-pikir hidup ini fana, paras hanya titipan namun bila tidak digunakan dengan sebaik-baiknya dan tidak dapat menambah pahala, apa gunanya? Sabar yaa nad, segala takdir itu baik, sulit memang, namun bila terusterus mengingat apa tujuan awal kita diciptakan, In Syaa Allah tenang.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

no, you're not alone

The problem is you wanna be alone, but you don’t wanna be lonely. Ada saat-saat dimana aku ingin menarik diri dari kehidupan sosial yang penuh dengan kepalsuan, lalu memilih menghabiskan waktu seorang diri. Bersenang-senang dengan dunia fantasiku sendiri lebih membahagiakan daripada harus mengenakan topeng dan berpura-pura ramah kepada semua orang. Tetapi di saat itu pula aku ingin ada seseorang yang mendekatiku dan bertanya, “ada apa?” “kamu kenapa? Sini cerita” kepadaku yang skeptis dan overthinker ini. Tentu saja aku tidak akan langsung serta-merta menceritakan semua yang mengganggu dan memenuhi pikiranku. Tentu saja pula aku akan menjawab “aku tidak apa-apa” kepada seseorang yang telah merelakan detik berharganya untuk bertanya bagaimana keadaanku. Ketika sekolah menengah pertama, aku mengenal seseorang. Selama tiga tahun berturut-turut kami ada di kelas yang sama. Aku bahkan menangis haru ketika upacara pelantikannya sebagai ketua OSIS saat...

miracle of music

Music lets us remember some memories in the past through some unknown ways. They could be bad or good memories. This is the reason why I love and hate music at the same time. Aku selalu bertanya-tanya, bagaimana caranya, kenapa bisa, dan kenapa musik selalu saja berhasil menuntun pendengarnya untuk kembali mengarungi ingatan di masa lalu. Jika orang bilang musik memiliki kekuatan dan keajaiban. Itu bukan mitos. Bukan legenda. Bukan cerita rakyat. Itu benar adanya. Karena begitu adanya, sama persis seperti yang sedang aku rasakan setiap aku mendengarkan musik-musik tertentu. 음악은 우리를 과거로 되돌릴 수 있는게 참 신기하지? I started to love some musicians due to some particular reasons. And in this post, I’ll tell you what kind of reasons they are. Boleh dibilang, pertama kali aku benar-benar merasakan betapa besar dan luasnya dunia ini adalah aku menginjak masa sekolah menengah pertama, kalau tidak salah itu sekitar tahun 2008 – 2009. Ada teman sekelasku, namanya Amalia. Dia penggila m...