"kau adalah puisi hati, di kala rindu tak bertepi..."
Oktober, 2017.
KKN sudah berakhir berbulan-bulan yang lalu.
Semua laporan, borang kegiatan, pertanggung-jawaban, semua sudah tuntas. Pun bahkan nilai KKN sudah terpampang cantik di portal akademik mahasiswa. Euforia KKN sudah berakhir. Seberapa keras aku berusaha untuk me-maintain kehangatan itu. Serba-serbi KKN-PPM UGM Periode Antar Semester 2017 telah benar-benar usai. Topik perbincangan pun sudah mulai berganti dengan hal-hal lain yang lebih diprioritaskan. Tapi kenapa aku masih saja stuck di dalam memori dua bulan KKN? Ketika semua sudah mulai bergerak dan memulai kehidupannya seperti biasa, kenapa aku masih bangun tidur dengan perasaan hampa seolah jiwaku masih tertinggal di dalam kenangan dua bulan itu?
Ketika ditanya, hal apa yang paling berkesan di momen 2 bulan KKN?
Sedetik aku terhenyak kebingungan, hmmmm apa ya?
Apa hal yang paling berkesan?
Aku bingung harus memilih mana yang harus aku ceritakan sebagai sesuatu yang paling berkesan dari banyaknya hal yang terjadi selama 56 hari pengabdian di negeri antah berantah itu. Menurutku, semua hal yang terjadi disana, apapun itu, adalah hal yang berkesan, adalah hal yang tidak akan pernah bisa terulang kembali, adalah hal yang luar biasa yang tidak pernah aku bayangkan akan terjadi sebelumnya. But, one of them is dari ribuan mahasiswa UGM, aku diberi kesempatan untuk bertemu, mengenal bahkan hidup bersama dengan 29 anak-anak extraordinary amazing di unit BBL-03.
Sejujurnya, bahkan ketika hari keberangkatan menuju lokasi masih sangat lama, aku sudah gelisah menghitung hari. Why KKN harus 2 bulan. Why?! Walaupun banyak yang bilang, kalau mereka pingin bisa kuliah lagi cuma biar bisa ambil SKS untuk KKN lagi, aku masih aja skeptis kalo KKN bakal akan semenyenangkan yang mereka bilang. Seminggu pertama di lokasi, rasanya udah berasa sebulan, lama banget. Udah merasa nggak betah dan masih aja ngeluh “ah, w h y?”. Ketika yang lain menghabiskan waktu dengan bermain werewolf di rumah pondokan sub unit 3, aku memilih diam diluar rumah dan, percaya atau enggak…..tapi aku menangis kala itu. Tidak ada yang ingin aku lakukan selain ingin segera pulang.
Tetapi waktu memang menyembuhkan.
Berat awalnya. Karena memang harus dibutuhkan toleransi yang tinggi, ketika kamu menghadapi banyak kepala dengan pemikiran dan watak yang berbeda. Seprotes-protesnya aku, kalian dulu mbelani beli kasur, kipas angin, dan lain lain sampe dijadiin bahan omongan sama tetangga. Seprotes-protesnya aku, kalian selalu punya excuse buat ngapelin kolonel Sanders. Seprotes-protesnya aku, kalian kadang suka milih-milih makanan dan akhirnya bikin banyak makanan kebuang. Seprotes-protesnya aku, kenapa kalian rajin bener main ke kota, well, bahkan hampir setiap malam tidak pernah absen, even itu pake mobil pick up maupun ketika udah ada mobil Suzuki Ertiga.
Tapi, kalau ada yang pernah bilang, love is blind, yes, it’s true..
Kalau orang Jawa bilang, witing trisno jalaran soko kulino, cinta datang karena kebiasaan, again, it’s true.
Even, yang satu suka merajuk.
Atau yang satu suka di kamar terus main hape.
Atau yang tidurnya suka kaya jam yang muter 360 derajat.
Atau yang bikin sepondokan banyak laler gara-gara sampah kulit pisang.
Atau yang bikin serba salah karena tiap dibangunin subuhan selalu marah, tapi kalo nggak dibangunin subuhan malah protes.
Ketika kamu memutuskan untuk mencintai, semua itu akan terasa, “yaudah, nggak papa”.
Aku mencintai setiap detik aku habiskan bersama kalian. Aku menghargai setiap keringat yang aku keluarkan saat aku berkegiatan bersama kalian.
Ketika harus bangun dini hari masakin sahur buat Kipran sama mas Adhi.
Ketika akhirnya muncul tingkah aegyo buat ngebangunin Kipran dari tidur lelapnya.
Ketika harus ngejaga rumah berdua sama Nilam waktu yang lain pada ke kota.
Ketika Kimi selalu bikin rumah pondokan penuh bahan candaan.
Ketika tiap hari ngedengerin keluhan Bundo.
Ketika ngajarin Joselin cara masak nasi yang bener.
Ketika jemuran jadi bau apek waktu semingguan hujan terus nggak berhenti.
Ketika panasnya bikin mager kemana-mana.
Ketika harus banget siang bolong berangkat ke sawah.
Ketika pagi-pagi udah harus ke hutan ambil kayu.
Ketika Nauvan sudah nongkrong di rumah pondokan sub unit 4 nunggu Kipran sama Kimi buat berangkat bikin ke Kumbung.
Ketika harus berebut pake sun block, walaupun ternyata nggak ngasih pengaruh sama sekali.
Ketika kehilangan waktu tidur siang demi nemenin ibu-ibu PKK bikin baglog.
Ketika dini hari harus merelakan tidur demi inokulasi starter jamur sama sterilisasi baglog.
Ketika menerima berkardus-kardus makanan dan buah-buahan, yang waktu itu sama sekali nggak kepikiran gimana cara ngehabisinnya.
Ketika jadi jago banget nge'jual' nama temennya.
Ketika Nauvan bingung kunci motor bu Bidan berhari-hari hilang, ternyata keselip di tas Maria.
Ketika ngeluh shalat terawehnya 23 rakaat dan surat yang dibaca panjang bener.
Ketika pagi-pagi udah kelimpangan lari-lari masuk kamar waktu ada tamu tak diundang.
Ketika niatnya numpang mandi ke tetangga, tapi malah ditawarin makan juga.
Ketika berlomba-lomba cari alasan biar nggak harus ke sawah.
Ketika tengah malem cabut ke kota buat refreshing dan kalo nggak dini hari nggak bakal balik ke rumah pondokan.
Ketika baru sadar kunci mobil pick up ketinggalan di dalam mobil, tapi pintu mobil udah terlanjur ke kunci manual.
Ketika harus sabar kalo udah berurusan sama anak-anak kecil yang super ngeselin.
Ketika harus kode-kode air ke tetangga sebelah.
Ketika listrik rumah pondokan lebih sering matinya daripada nyalanya.
Ketika tiap kamis ada pasar malem di depan rumah pondokan sub unit 12.
Ketika tiba-tiba jadi suka budidaya spora jamur di nasi basi.
Ketika Pak Bupati tiba-tiba main ke rumah pondokan tanpa peringatan sama sekali.
Ketika dangdutan di nikahan warga.
Ketika rapat koordinasi unit selalu diadain Rio sampe lewat tengah malem.
Ketika panggung KimFest ambruk.
Apa lagi ya?
B a n y a k.
Maaf kalau ada yang kelewat. Tapi kalaupun nggak kelewat, bakal ngabisin berlembar-lembar saking banyaknya.
Hehe.
Katanya lagi nih, kalau kamu melakukan sesuatu yang sama selama lebih dari 36 hari berturut-turut, itu bakal jadi kebiasaanmu.
KKN sudah lama berakhir.
Tapi kenapa aku tidak bisa berhenti mengoceh soal itu? Mengoceh soal kamu? Mengoceh soal kalian? Inget banget dulu paling mager kalo udah dapet panggilan rapat rutin, paling mager kalo udah jadwalnya jaga garage sale. Sekarang? Seperti aku ingin memberikan apa aja supaya bisa kembali ke masa-masa itu.
Rindu yang didiamkan lebih berbahaya daripada rindu yang dibicarakan.
Kalo kangen, ya bilang! Kalo kangen, ya ketemuan!
Jangan dipendam. Nanti jadi penyakit hati dan bikin sakit.
Kalau aku diberi kekuatan, aku pengen bisa membekukan waktu.
Waktu Bundo merajuk.
Waktu Kipran aku gangguin.
Waktu mas Adhi tidurnya melek.
Waktu Kimi nyuci tong.
Hahahaha.
Kadang menyesal juga. Kenapa kok nggak dari awal rasa cinta ini datang.
Sudah banyak yang protes, kenapa aku setiap hari selalu cerita tentang anak-anak KKN dan apa yang biasa kami lakukan di tempat KKN. Sudah banyak yang protes, kenapa aku nggak ada bosen-bosennya scrolling foto-foto dan nontonin video dokumentasi unit BBL-03. Ketika temen-temen yang lain sudah kembali ke kehidupan normalnya, aku ya juga pengen kembali ke kehidupan normalku. Ketika temen-temen yang lain sudah beralih topik bahasan, aku ya juga pengen move ke hal-hal lain. Tapi rasanya aku tidak punya “hal-hal lain” yang bisa diceritakan. Tapi rasanya masih telalu banyak cerita dari BBL-03 yang belum aku ceritakan.
Ya, namanya juga pertemuan. Pasti ada yang namanya perpisahan. Itu kisah klasik yang klise. Tapi kalo kata Linkin Park, it’s not the end, it’s just another beginning.
Yang sedih adalah momen ketika aku bangun tidur dan nggak ngebangunin Kipran solat subuh lagi.
Atau ketika nggak bisa liat Kimi njemur kancut di pager rumah pondokan lagi.
Atau nggak bisa tengah malem mohon-mohon ke mas Adhi biar ditemenin inokulasi.
Atau nggak bisa berebut duduk di kursi di sebelah sopir kalo udah naik pick up.
Hahaha.
Dan yang paling bikin mbrebes mili waktu perpisahan adalah ketika aku nggak bakal manggil, “Kiiiii Kipraan, bangun, Kiiii”, “Kiiiii, phuuulanggg Kiii, phulaaangg”, atau “Kiiii, ayoooo, Kiiii” lagi.
Rasa sedihnya udah kaya yang nggak bakal ketemu lagi, padahal lucunya, kita semua masih sama-sama di Jogja, masih sama-sama menuntut ilmu di UGM, cuma kepisah fakultas sama jurusan doang. Mungkin bedanya, kalo dulu dari bangun tidur sampe mau tidur lagi ketemu terus, sekarang, kalo mau ketemu butuh effort yang lebih keras untuk mencegah bahaya laten wacana dan kacang-kacangan.
Sesuatu hal yang sama nggak akan terjadi untuk kedua kalinya.
So, appreciate what you have.
KKN itu tujuan utamanya adalah mengabdi, mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari untuk membantu mengubah pola pikir masyarakat dan membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Tapi kita dapet bonus tak terduga, yaitu k e l u a r g a. Kalau ada yang dapet cinta ya, anggaplah itu sebagai grand prize.
Seperti kata Fatiha, terimakasih karena telah sangat mewarnai 56 hari di 365 hari di tahun 2017. Kalian semua, rekan-rekanku di unit BBL-03 ––entah sub unit 1, 2, 3, atau 4, entah yang cabang Pancal Purun atau yang cabang Gemeinschaft34, entah yang tim jamur atau yang tim nyawah. Rio, Fina, Kang Dian, Kang Iwan, Mas Pras, Zaki, Tholif, Soso, Icha, Dewi, Mbak Aul, Mas Ibnu, Juwita, Arizka, Yandi, Nurul, Mas Armand, Nauvan, Acil, Yepi, Yanti, Maria, Fatiha, Mas Adhi, Kipran, Jo, Bundo, Kimi, Nilam–– sangat worth it untuk aku sebut sebagai keluarga. Terimakasih untuk semua canda tawa tangis suka duka yang telah kita lewati bersama mulai dari tahap pembentukan tim, rapat rutin, danusan, battle dana program dan transportasi, hingga ketika pelaksanaan di lapangan.
T e r i m a k a s i h!
Life must go on, katanya. Ya mungkin bukan sekarang, tapi akan ada waktunya. Ketika kamu mengingat sesuatu yang sudah berlalu bukan lagi dengan menangis, tapi dengan tersenyum.
“Bersamamu, kuhabiskan waktu, senang bisa mengenal dirimu. Rasanya semua begitu sempurna, sayang untuk mengakhirinya”.
-Ipank, Sahabat Kecil.
kata Kipran, waktu 2 bulan adalah waktu yang sangat singkat bahkan terlalu singkat untuk benar-benar mengenal seseorang. Ya, kalau 2 bulan masih kurang, ya ayo kita lanjutkan kisah kebersamaan kita, hehe.
Comments
Post a Comment