Skip to main content

biarkan ditiup angin


Kemaren baru kelar gathering IKPMJ 2015 di Asrama Putra Jember. Bertemu wajah-wajah baru, nama-nama baru, wajah lama yang baru, dan wajah lama yang akan terasa selalu baru. Klise ketika aku bilang waktu telah berlari dengan sangat cepat bahkan tanpa disadari. Tidak terasa seperti udara yang sedang kamu hirup saat ini. Tiba-tiba saja sekarang kamu sudah berumur 19 tetap dengan ketidaktahuan dan kepolosan yang walau agak sedikit kontam oleh lingkungan sekitarmu. Tiba-tiba saja sudah satu tahun berlalu dan kamu bukan lagi seorang mahasiswa baru yang dipenuhi dengan euforia menggebu-gebu saat pertama kali memakai jas almamater kampus idamanmu. 




Waktu terus berlalu.
Tapi aku berharap kamu dan semua yang ada di sekitarku ada selalu sama.


Pernah, bangun pagi ngerasa ngga pingin bangun dan tetep tidur, tetep hangat di bawah selimut, tetep di atas nikmatnya kelembutan kasur. Penyakit bangun pagi, kebanyakan seperti itu. Mager, begitu sebutan kerennya.

Dan hari ini aku seperti itu.

Bangun dengan dipenuhi kemalasan untuk melanjutkan kegiatan. Walaupun semua jadwal kuliah yang dengan sangat impresif berhasil diatur masuk jam 9 kecuali hari jumat (walaupun gagal key in dan dosennya zonk), tapi tetap saja, malas berangkat kuliah. Pingin ndang lulus tapi males kuliah iki piye to karepe, hm. Semester ini dengan sangat indahnya dapet banyak praktikum di tiga bulan awal karena Negara api menyerang. Sedih. Sempet ngeluh juga tapi kalo udah gini mau gimana? Ngeluh sampe nangis darah juga nasi udah jadi bubur, jadi buburnya ya suka ngga suka harus dihabiskan. Malu juga kadang ngeluh ke mereka yang ternyata punya tanggungan yang lebih berat dari sekedar harus menyelesaikan semua praktikum dan laporannya di tiga bulan awal semester ini. Malu juga kadang ngeluh ke mereka yang juga pernah ngerasain hal yang sama kaya kita dan ternyata mereka cukup tangguh buat ngelaluinya.

Sekarang adalah bagaimana aku berusaha berdamai dengan jadwal bajingan ini. Dapet jadwal zonk boleh, tapi masa depan zonk mana boleh?
Hehehe







Aku ngga tau kemana arah tulisan ini sebenernya.......
biarkan saja ditiup angin, terbawa arus gelombang laut, membeku jadi es, terbakar radiasi sinar matahari, terinfeksi patogen berbahaya, terpendam ribuan kilometer di bawah tanah menghilang tak akan tampak lagi.








Lalu ketika kamu dihajar kesibukan, dan yang kamu pikirkan adalah bagaimana sesegera mungkin melepaskan semua kesibukan itu dan segera bertemu dengan seseorang yang bahkan selalu ingin kamu lihat setiap harinya.
Apakah salah?




  




kadang sering ngga enak setiap main ke asrama. setiap senggang main kesini. setiap suntuk main kesini. setiap bosen main kesini. setiap sibuk tapi berusaha lari main kesini. semua semua main kesini. kadang sering ngerasa kenapa aku sih aku ngga punya tempat lari lagi selain ke tempat ini? kenapa aku lebih suka ada disini dibanding dimanapun..

aku bukan ngga mau selalu ikut acara jurusan. tapi aku bahkan hampir ngga pernah absen acara IKPMJ. kenapa? kenapa aku begitu?

bukan karena aku ngga suka jurusanku. aku suka. aku masuk jurusanku bukan karena aku salah pencet ketika pendaftaran berlangsung, bukan karena pilihan terakhirku, bukan karena tidak ada opsi lain. aku mendaftar dengan kesadaran penuh.

tapi aku suka jurusanku hanya sebatas sebagai jurusanku, sebagai bidang ilmu yang akan mengantarkanku pada kesuksesanku kelak, sebagai temanku di hutan belantara. hanya sebatas itu. aku cukupkan menyukai jurusanku hanya sebatas jurusan, bukan sebagai organisasi yang mengharuskan untuk menjadi pengurusnya dengan alasan SDM yang tidak mencukupi. di denda, di sanksi, di ini di itu, ah masa bodo. dengan sangat, aku meminta, biarkan aku ikut hanya karena keinginanku, bukan karena terpaksa, bukan karena takut di denda, bukan karena apa.

lalu ketika aku lebih memilih apa yang aku suka. lalu ketika aku lebih memilih tempat dimana aku merasa nyaman, apakah salah?








Terkadang, ngga semua perasaan bisa digambarkan dalam kata-kata. Ngga semua pikiran bisa diceritakan. Terkadang semua justru jatuh sebagai air mata. Air mata kebahagiaan. Air mata kekhawatiran. Air mata kesedihan. Mungkin ketika kamu ingin menumpahkan semua isi hatimu tetapi tidak mampu dan keluar sebagai air mata. Mungkin kamu ingin mengatakan betapa-dari-dulu-aku-juga-menyukaimu tapi tak mampu dan keluar sebagai air mata. Mungkin kamu ingin mengatakan kenapa-lama-sekali-aku-disini-merindukanmu tapi tak mampu dan keluar sebagai air mata. Mungkin kamu ingin mengatakan aku-benar-benar-merasa-bersalah-dan-aku-minta-maaf tapi tak mampu dan keluar sebagai air mata. Mungkin kamu ingin mengatakan betapa kamu sangat berterima kasih tapi tak mampu dan keluar sebagai air mata.

Lalu salahkah?

Salahkah jika alih-alih berucap, justru air mata yang keluar?











“sampai kapan mau terus ngga tau? Sampai kapan mau terus ngga peka?”

Ketidaktahuanku ini bukan mauku.
Semua kurangku ini bukan mauku.
Seperti ini juga bukan mauku.
Dan dengan seluruh kerendahan hati, aku minta maaf.
Maaf jika aku belum bisa menjadi seperti yang kamu harapkan.








Aku selalu bilang, aku baru mengenalmu tapi entah kenapa aku merasa aku sudah mengenalmu bertahun-tahun bahkan berabad abad lamanya.
Tapi tidak isi hatimu, tapi tidak isi pikiranmu.



dan apakah aku diijinkan untuk tau?



Comments

  1. Replies
    1. Sudah kok dan tidak mendapat jawaban yg diinginkan. Aku malah ketawai wkwk

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

そして、生きる

di pagi buta ini aku kembali membaca tulisan yang aku buat pada bulan Desember tahun 2014. dimana Rangga bilang, aku adalah anak yang gigih, karena selalu melakukan sesuatu yang disukai dengan 1000% usaha. Rangga adalah awal.  Pemilik Nirmala adalah proses.  dan aku akan menentukan akhirnya. Philip Dormer Stanhope, Earl of Chesterfield once said,   "It's important to have the ability to distinguish between impossible and possible..." melepaskan dan merelakan bukan berarti kegagalan. melepaskan dan merelakan juga bagian dari belajar. keberanian memang dibutuhkan untuk tetap bertahan. hanya orang-orang gigih dan penuh tekad yang mampu bertahan. tapi keberanian juga dibutuhkan ketika merelakan dan bergerak maju.  tidak mudah untuk memutuskan mengambil satu dua langkah ke depan dari tempat awal bertahan. terutama ketika ada begitu banyak perjuangan dan usaha yang dikerahkan untuk sampai di tempat itu. ada kalanya kita harus menyadari kapan waktunya untuk bertahan dan kap...

untuk Dany di surga

ini sudah hampir seminggu setelah kepergianmu... takkan selamanya, tanganku mendekapmu. takkan selamanya, raga ini menjagamu. Seperti alunan detak jantungku, tak bertahan melawan waktu dan semua keindahan yang memudar atau cinta yang telah hilang... lagu ini.. lagu yang dimainin pas Kirana kemaren. Waktu semuanya belum berubah. Waktu aku masih bisa ngeliat kamu ketawa. You’re gone too soon dan... Rest In Peace Dany Candra Kurniawan.  “Mas Dany kecelakaan mbak pulang dari Kirana kemaren. Meninggal.....” DANY? Kamu beneran udah meninggal? Aku nggak percaya. Aku nggak mau percaya. Bilang kalo mereka semua bohong soal kamu Dan! Bilang ke aku itu semua cuma bohong! Kamu masih sehat kan? Kamu besok masuk sekolah kan? Kirana kemaren kamu masih ngobrol sama aku. Kamu masih minta difoto sama aku. Kok secepet ini? Aku nggak percaya. Aku belum mau percaya. Tolong bilang kalo semua ini bohong... Nanti nggak ada yang bilang, “aku kan kereeeen” lagi di kelas. Nggak...

pulang ke rumah

Rumah? Sebenernya apasih yang bisa disebut rumah itu. Bangunan beratap dengan kasur bantal dan guling di dalamnya? Atau apa? Sebenernya apa yang bisa dan layak aku sebut sebagai rumah? Kriteria apa yang memenuhi untuk kemudian bisa disebut rumah. Dan ketika aku bilang, “I wanna go home,” sebenernya ‘home’ seperti apa yang ingin aku tuju? Walaupun aku masih belum mampu menjawab pertanyaan yang aku ajukan sendiri, aku rasa tidak semua tempat bisa disebut rumah, dan tidak semua tempat akan terasa seperti rumah. Dan aku pikir, kalian juga setuju. Masafin bilang, aku selalu susah buat diajak kumpul, merapat menuju keramaian dan gelak tawa. Masafin bilang aku ngga pernah berubah. Selalu aja bermasalah setiap ada kumpul-kumpul. Dia bilang aku selalu malas bersosialisasi, aku tidak mau hidup di luar duniaku, aku tidak mau berinteraksi selain dengan duniaku. Aku juga tidak tahu. Tidak tahu mungkin memang bukan jawaban yang diinginkan ketika ada pertanyaan. Tapi sejauh ini, a...